Mengingat mati

Ditulis oleh Admin di/pada 28 Juni 2010

Oleh : Ustadz Muhammad bin Ahmad Assegaf

Suatu ketika Rasulullah SAW dimintai wasiat/nasihat oleh sahabatnya, lalu beliau bersabda :

صل صَلاَةً مُوَدِّع

“Shalatlah kamu seakan-akan kamu melakukan sholat yang terakhir kali (karena kamu akan mati).”

Mengapa Rasulullah berwasiat seperti itu?. Karena mengingat mati serta menyiapkan diri untuk menghadapinya dapat memendekkan angan-angan. Walaupun berangan-angan itu boleh selama tidak membuat kita lupa diri.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَكُلُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ ؟ قالوا : نَعَمْ يَا رَ سُوْلُ للهِ. قال قَصِّرُوْا فِى اْلأمَلَ , وَ أثْبِتُوْا آجَالَكُمْ بَيْنَ أبْصَارِكُمْ , وَاسْتَحْيُوْامِنَاللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ

“Apakah setiap dari kalian ingin masuk surga?”.

Sahabat menjawab, “Tentu, ya Rasulullah.”

Rasul bersabda, “Pendekkan angan-angan/cita-cita, tampak ajalmu di depan mata (ingatlah mati) dan malulah (jaga kesopanan) terhadap ALLAH.”

Mengingat mati mempunyai manfaat yang besar, sebab orang yang merasa ajalnya sudah dekat pasti akan giat beramal sholeh dan akan bersungguh-sungguh dalam menjauhi larangan-larangan ALLAH. Dia akan selalu berusaha mengejar kebaikan, bertaubat dan memilih jalan yang diridhoi oleh ALLAH SWT. Rasulullah SAW bersabda:

اَكْثرُوْامِنْ ذِكْرِهاذِمِ اللَّذَاتِ , فَإنَّهُ يُمَحِّصُ الذُّنُوْ بَ وَ يُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا

“Perbanyaklah mengingat mati, karena yang demikian itu akan membuat seseorang mengurangi dosa, dan menjadikannya berzuhud di dunia.”

Ikhwani rahimakumulloh

Mengingat mati, bukan sekadar menyebut-nyebutnya, tetapi hendaknya merenung bahwa kita akan menghadapi sakaratul maut yang menyakitkan sebagaimana yang telah diingat oleh ALLAH dalam firmanNya pada surat Al-Qiyamah 26-28:

كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ

“Apabila nafas (ruh) telah sampai kekerongkongan.”

وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ

“Dan dikatakan kepadanya:  siapa yang dapat menyembuhkanmu?”

وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ

“Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia.”

Hendaknya kita berpikir, apa yang hendak kita persiapkan untuk menghadapi saat-saat seperti itu, yang pasti menghampiri kita. Setelah selesai sakaratul maut, kita akan menghadapi kubur yang sempit dan gelap gulita. Amalan apa yang telah kita siapkan untuk menemani kita di kubur serta jawaban apa yang telah kita siapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para malaikat?

Ingat saudaraku, kita hidup ini sementara, sedangkan mati itu pasti. Kita akan kembali kepada ALLAH dan kita akan dimintai pertanggungan-jawaban atas apa yang telah kita lakukan selama hidup. ALLAH SWT tidak menciptakan manusia denga sia-sia. ALLAH berfirman dalam Al-Qiyamah 36:

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungan- jawaban).”

Semoga ALLAH menerangi hati kita cahaya hidayahNya dan memanjangkan umur kita dalam ketaatan kepadaNya. Amin….