Kecintaan dan Kasih Sayang Kepada Ahlul Baiyt

Nabi s.a.w.bersabda, "Yang terbaik diantara kamu sekalian ialah yang terbaik perlakuaannya terhadap ahlulbaiytku, setelah aku kembali kehazirat Allah." (Hadis Sahih dari Abu Hurairah r.a. diriwayatkan oleh al-Hakim, Abu Ya'la, Abu Nu'aim dan Addailamiy)

Mengenal Asal Usul Para Habib di Nusantara

Mengenal Asal Usul Para Habib di Nusantara

Menurut Muhammad bin Ahmad al-Syatri dalam kitabnya Adwar al-Tarikh al-Hadrami, bangsa Arab terbagi menjadi tiga golongan : al-Ba’idah yaitu bangsa Arab terdahulu dan kabar berita tentang mereka telah terputus karena sudah terlalu lama, al-’Aribah yaitu orang-orang Arab Yaman keturunan Qahthan, al-Musta’ribah yaitu keturunan Nabi Ismail as (Adnaniyah).<!–[if !supportFootnotes]–>[1]<!–[endif]–> Karena golongan yang pertama sudah tidak ada lagi maka para ahli sejarah hanya mengkaji golongan yang kedua dan ketiga, yaitu bani Qahthan dan bani Ismail. Bani Ismail as adalah keturunan dari Nabi Ismail as anak Nabi Ibrahim as yang mula-mula berdiam di kota Ur yang merupakan kota di Babylonia. Nabi Ibrahim as meninggalkan kota Ur dan berpindah ke Palestina. Setelah Nabi Ibrahim as mempunyai anak dari Siti Hajar yang bernama Ismail as, mereka pindah ke Hijaz tepatnya di Wadi Mekkah.

Nabi Ismail as mempunyai putera sebanyak dua belas orang, masing-masing mempunyai keturunan. Tetapi kemudian keturunan mereka terputus, hanya keturunan Adnan-lah yang berkembang biak, sebab itu bani Ismail ini dinamai juga bani Adnan. Sedangkan Bani Qahthan menurunkan suku Tajib dan Sodaf. Bani Qahthan berasal dari Mesopotamia dan kemudian pindah ke negeri Yaman. Penduduk asli Yaman adalah kaum ‘Ad yang kepada mereka diutus Nabi Hud as. Mereka dibinasakan oleh Allah swt dengan menurunkan angin yang amat keras. Kaum ‘Ad yang dibinasakan ini disebut kaum ‘Ad pertama, sedangkan kaum ‘Ad yang masih mengikuti Nabi Hud as disebut kaum ‘Ad kedua.

Sesudah Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah di Mekkah, jadilah kota Mekkah itu kota yang paling masyhur di tanah Hijaz, dan berdatanganlah orang dari segenap penjuru jazirah Arab ke Mekkah untuk naik haji dan ziarah ke Baitullah. Karena itu lama kelamaan kota Mekkah menjadi pusat perniagaan.

Pertama kali kota Mekkah dipegang oleh bani Adnan, karena itu bani Adnanlah yang memelihara dan menjaga Ka’bah. Sesudah runtuhnya kerajaan Sabaiah, maka berpindahlah satu suku yang bernama Khuza’ah dari Yaman ke Mekkah dan mereka merampas kota Mekkah dari tangan bani Adnan. Dengan demikian berpindahlah penjagaan Baitullah dari bani Adnan kepada bani Khuza’ah.

Di kemudian hari, dari suku Quraisy terdapat seorang pemimpin yang kuat dan cerdas, namanya Qushai. Qushai ini beruntung dapat merebut kunci Ka’bah dari bani Khuza’ah dan kemudian mengusir bani Khuza’ah itu dari Mekkah. Maka jatuhlah kembali kekuasaan di Mekkah ke tangan bani Adnan. Kemudian Qushai diangkat menjadi raja yang di tangannya terhimpun kekuasaan keagamaan dan keduniaan. Sesudah Qushai meninggal kekuasaan tersebut dipegang oleh keturunannya yang bernama Abdi Manaf.

Abdu Manaf mempunyai empat anak: Abdu Syams, Naufal, al-Muththalib dan Hasyim.<!–[if !supportFootnotes]–>[2]<!–[endif]–> Hasyim adalah keluarga yang dipilih oleh Allah yang diantaranya muncul Muhammad bin Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hasyim. Rasulullah saw pernah bersabda :

Sesungguhnya Allah telah memilih Isma’il dari anak keturunan Ibrahim, memilih Kinanah dari anak keturunan Isma’il, memilih Quraisy dari anak keturunan Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim. “.(H.R. Muslim dan at-Turmudzy).

Dari al-’Abbas bin Abdul Muththalib, dia berkata, Rasulullah saw bersabda :

Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, lalu Dia menjadikanku dan sebaik-baik golongan mereka dan sebaik-baik dua golongan, kemudian memilih beberapa kabilah, lalu menjadikanku diantara sebaik-baik kabilah, kemudian memilih beberapa keluarga Ialu menjadikanku diantara sebaik-baik keluarga mereka, maka aku adalah sebaik-baik jiwa diantara mereka dan sebaik-baik keluarga diantara mereka”. (Diriwayatkan oleh at-Turmudzy).

Dari keturunan inilah Allah swt telah menerbitkan cahaya cemerlang, menerangi semesta alam, dikarenakan agama Islam yang dibawa keturunan Adnan kepada masyarakat Hadramaut yang berasal dari keturunan Qahthan. Diantara keturunan Adnan yang berada di Hadramaut adalah kaum Alawiyin, sebelumnya mereka menetap di Basrah, Iraq.

Tokoh pertama golongan Alawi di Hadramaut adalah Ahmad bin Isa yang dijuluki al-Muhajir.<!–[if !supportFootnotes]–>[3]<!–[endif]–> Kepindahannya ke Hadramaut disebabkan kekuasaan diktator kekhalifahan Bani Abbas yang secara turun menurun memimpin umat Islam, mengakibatkan rasa ketidakpuasan di kalangan rakyat. Rakyat mengharapkan salah satu keturunan Rasulullah dapat memimpin mereka. Akibat dari kepemimpinan yang diktator, banyak kaum muslim berhijrah, menjauhkan diri dari pusat pemerintahan di Bagdad dan menetap di Hadramaut. Imam Ahmad bin Isa keadaannya sama dengan para sesepuhnya. Beliau seorang ‘alim, ‘amil (mengamalkan ilmunya), hidup bersih dan wara’ (pantang bergelimang dalam soal keduniaan). Di Iraq beliau hidup terhormat dan disegani, mempunyai kedudukan terpandang dan mempunyai kekayaan cukup banyak. Mereka hijrah ke Hadramaut bukan karena dimusuhi atau dikejar-kejar tetapi mereka lebih mementingkan keselamatan aqidah keluarga dan pengikutnya. Mereka hijrah dari Basrah ke Hadramaut mengikuti kakeknya Rasulullah saw hijrah dari Makkah ke Madinah.

Mengenai hijrahnya Imam Ahmad Al-Muhajir ke Hadramaut, Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad dalam bukunya Risalah al-Muawanah mengatakan : Al-Imam Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin al-Imam Ja’far Shadiq, ketika menyaksikan munculnya bid’ah, pengobralan hawa nafsu dan perbedaan pendapat yang makin menghangat, maka beliau hijrah dari negaranya (Iraq) dari tempat yang satu ke tempat yang lain hingga sampai di Hadramaut, beliau bermukim di sana hingga wafat.

Ketika beliau berangkat hijrah dari Iraq ke Hijaz pada tahun 317 H beliau ditemani oleh istrinya, Syarifah Zainab binti Abdullah bin al-Hasan bin ‘Ali al-‘Uraidhy, bersama putera bungsunya bernama Abdullah, yang kemudian dikenal dengan nama Ubaidillah. Turut serta dalam hijrah itu cucu beliau yang bernama Ismail bin Abdullah yang dijuluki dengan Bashriy. Turut pula dua anak lelaki dari paman beliau dan orang-orang yang bukan dari kerabat dekatnya. Mereka merupakan rombongan yang terdiri dari 70 orang. Imam al-Muhajir membawa sebagian dari harta kekayaannya dan beberapa ekor unta ternaknya. Sedangkan putera-puteranya yang lain ditinggalkan menetap di Iraq.<!–[if !supportFootnotes]–>[4]<!–[endif]–>

Tibalah Imam al-Muhajir di Madinah al-Munawwarah dan tinggal di sana selama satu tahun. Pada tahun itulah kaum Qaramithah memasuki kota Makkah dan menguasainya. Mereka meletakkan pedang di al-Hajij dan memindahkan Hajarul-Aswad dari tempatnya ke tempat lain yang dirahasiakan. Pada tahun berikutnya al-Muhajir berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Dari Makkah beliau menuju Asir lalu ke Yaman. Di Yaman beliau meninggalkan anak pamannya yang bernama Sayyid Muhammad bin Sulaiman, datuk kaum Sayyid al-Ahdal. Kemudian Imam al-Muhajir berangkat menuju Hadramaut dan menetap di Husaisah. Imam al-Muhajir menetap di Hadramaut atas dasar pengarahan dari Allah SWT, sebab kenyataan menunjukkan, setelah beliau hijrah ke negeri itu di sana memancar cahaya terang sesudah beberapa lama gelap gulita. Penduduk Yaman khususnya Hadramaut yang mengaku penduduk asli dari keturunan Qahthan, yang awalnya bodoh dan sesat berubah menjadi mengenal ilmu dan berjalan di atas syariat Islam yang sebenarnya. Imam al-Muhajir dan keturunannya berhasil menundukkan masyarakat Hadramaut yang mempunyai faham Khawarij dengan dalil dan argumentasi.

Maka masuklah Imam al-Muhajir ke Hadramaut. Ia bersikap lemah lembut dalam da’wahnya dan menempuh cara yang halus dan mengeluarkan hartanya. Maka banyak orang-orang Khawarij yang datang kepadanya dan taubat di tangannya setelah mereka berusaha menentang dan mencacinya. Ia juga menolong qabilah al-Masyaikh al-Afif. Dan bergabung juga dengannya qabilah Kindah dan Madij. Mereka meninggalkan madzhab Ibadhiy dan bercampur dengan orang-orang yang datang dari Iraq.<!–[if !supportFootnotes]–>[5]<!–[endif]–>

Kaum Khawarij tidak mengakui atau mengingkari Imam al-Muhajir berasal dari keturunan Nabi Muhammad saw. Untuk memantapkan kepastian nasabnya sebagai keturunan Rasulullah saw, sayyid Ali bin Muhammad bin Alwi berangkat ke Iraq. Di sanalah ia beroleh kesaksian lebih dari seratus orang terpercaya dari mereka yang hendak berangkat menunaikan ibadah haji. Kesaksian mereka yang mantap ini lebih dimantapkan lagi di Makkah dan beroleh kesaksian dari rombongan haji Hadramaut sendiri. Dalam upacara kesaksian itu hadir beberapa orang kaum Khawarij, lalu mereka ini menyampaikan berita tentang kesaksian itu ke Hadramaut.

Dan diantara ulama ahli nasab dan sejarah yang telah memberikan perhatiannya terhadap kebenaran nasab keturunan al-Imam al-Muhajir dan silsilah mereka yang mulia, ialah : pertama, al-Allamah Abu Nash Sahal bin Abdullah al-Bukhori dalam kitabnya Sirru al-Silsilah al-Alawiyah tahun 341hijriyah. Kedua, al-Nasabah Abu Hasan Najmuddin Ali bin Abi al-Ghonaim Muhammad bin Ali al-Amiri al-Bashri, wafat tahun 443. Di antara kitabnya adalah al-Majdi wa al-Mabsuth wa al-Musajjar. Ketiga, al-Allamah Muhammad bin Ja’far al-Ubaidili dalam kitabnya Tahdzib al-Ansab, wafat tahun 435 hijriyah. Keempat, al-Allamah al-Yamani Abu al-Abbas al-Syarajji dalam kitabnya Thabaqat al-Khawash Ahl al-Shidqi wa al-Ikhlas. Di dalamnya disebutkan mengenai hijrahnya Saadah keluarga al-Ahdal dan Bani Qudaimi, disebutkan awal pertama mereka tinggal di daerah Wadi Saham, Wadi Surdud, dan Hadramaut.

Dan terdapat pula dari beberapa ulama nasab yang mempunyai catatan-catatan ringkas mengenai nasab keturunan Rasulullah yang mulia ialah al-Imam al-Nasabah al-Murtadho al-Zubaidi dan al-Nasabah Ibnu Anbah pengarang kitab Umdah al-Thalib. Selain mereka banyak pula yang mengadakan penelitian tentang nasab keturunan Rasulullah saw yang mulia, hasilnya mereka mendapatkan kebenaran yang tidak diragukan lagi, sebagaimana hukum syar’i yang telah menjelaskan masalah interaksi sosial dan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan keberadaan mereka dalam bentuk dalil-dalil yang kuat yang menjelaskan kemuliaan nasab mereka, serta kepemimpinan mereka di wilayah Arab, Hindi, Turki, Afrika Timur, Asia, semuanya merupakan dalil yang kuat tentang keberadaan mereka.

Di antara peneliti tersebut ialah al-Khazraji, al-Yafi’, al-Awaji, Ibnu Abi al-Hub, al-Sakhowi, Abu Fadhol, Abu Ubbad, Ibnu Isa al-Tarimi, al-Junaid, Ibnu Abi al-Hissan, Ibnu Hajar al-Haitami, Ibnu Samuroh, Ibnu Kabban, Bamahramah, Ibnu Fahd, Ibnu Aqilah, al-Marwani al-Tarimi, dan lainnya sebagaimana dijelaskan oleh Sayid Dhiya’ Shahab dalam bukunya ‘al-Imam al-Muhajir’. Terakhir, nasab keturunan Rasulullah saw dibahas oleh Sayid Abdullah bin Hasan Bilfaqih dalam kitab Tafnid al-Maza’im, Sayid Alwi bin Thahir al-Haddad dalam kitab al-Qaul al-Fashlu dan al-Syamil fi Tarikh Hadramut, Sayid Abdurrahman bin Ubaidillah al-Saqqaf dalam kitab Badhoi’ al-Tabut.<!–[if !supportFootnotes]–>[6]<!–[endif]–>

Dengan demikian mantaplah sudah pengakuan masyarakat luas mengenai keutamaan para kaum ahlul-bait sebagai keturunan Rasulullah saw melalui puteri beliau Siti Fatimah Az-Zahra dan Imam Ali bin Abi Thalib. Rasulullah saw bersabda :

‘Setiap putra ibu akan bergabung nasabnya kepada ashabahnya (pihak ayah), kecuali anak-anak Fathimah, Akulah wali mereka dan akulah ashabah mereka’.<!–[if !supportFootnotes]–>[7]<!–[endif]–>

Al-allamah Yusuf bin Ismail al-Nabhany dalam bukunya Riyadhul Jannah mengatakan : ‘Kaum Sayyid Baalawi oleh umat Muhammad saw sepanjang zaman dan di semua negeri telah diakui bulat sebagai ahlul-bait nubuwah yang sah, baik ditilik dari sudut keturunan maupun kekerabatan, dan mereka itu adalah orang-orang yang paling tinggi ilmu pengetahuan agamanya, paling banyak keutamaannya dan paling tinggi budi pekertinya’.<!–[if !supportFootnotes]–>[8]<!–[endif]–>

Ahmad bin Isa wafat di Husaisah pada tahun 345 Hijriah. Beliau mempunyai dua orang putera yaitu Ubaidillah dan Muhammad. Ubaidillah hijrah bersama ayahnya ke Hadramaut dan mendapat tiga orang putera yaitu Alwi, Jadid dan Ismail (Bashriy). Dalam tahun-tahun terakhir abad ke 6 H keturunan Ismail (salah satu keturunannya ialah Syekh Salim Bin Bashriy) dan Jadid (salah satu keturunannya ialah al-Imam Abi Jadid Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Jadid) punah dalam sejarah, sedangkan keturunan Alwi tetap lestari. Mereka menamakan diri dengan nama sesepuhnya Alwi, yang kemudian dikenal dengan kaum Sayyid Alawiyin.

Kita dapat menyaksikan bahwa sekarang anak cucu dan keturunan Imam Ahmad bin Isa menyebar di berbagai pelosok Hadramaut, dan di daerah pesisir lautan Hindia, seperti Asia Tenggara, India dan Afrika Timur. Para da’i dan ulama-ulama mereka mempunyai peranan yang besar di tanah air mereka yang baru. Karena itu para penguasa, sultan, dan penduduk-penduduknya memuliakan mereka karena karya mereka yang baik dan agung.

Para sayyid Alawiyin menyebarkan da’wah Islamiyah di Asia Tenggara melalui dua tahap, pertama hijrah ke India. Kemudian pada tahap kedua dari India ke Asia Tenggara, atau langsung dari Hadramaut ke Asia Tenggara melalui pesisir India. Di antara yang hijrah ke India adalah seorang alim syarif Abdullah bin Husein Bafaqih ke kota ‘Kanur’ dan menikahi anak menteri Abdul Wahab dan menjadi pembantunya sampai wafat. Lalu syarif Muhammad bin Abdullah Alaydrus yang terkenal di kota Ahmadabad dan Surat. Ia hijrah atas permintaan kakeknya syarif Syech bin Abdullah Alaydrus. Begitu pula keluarga Abdul Malik yang diberi gelar ‘Azhamat Khan’. Dari keluarga inilah asal keturunan penyebar Islam di Jawa yang disebut dengan Wali Songo<!–[if !supportFootnotes]–>[9]<!–[endif]–>. Kemudian dari India, mereka melanjutkan perjalanannya ke Indonesia, yaitu daerah pesisir utara Sumatera yang sekarang dikenal dengan propinsi Aceh.

Menurut Prof. Dr. Hamka, sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan-keturunan Hasan dan Husain itu datang ke tanah air kita ini. Sejak dari semenanjung Tanah Melayu, Kepulauan Indonesia dan Filipina. Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam di seluruh Nusantara ini. Penyebar Islam dan pembangun kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah yang diperanakkan di Aceh. Syarif kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke Mindanau dan Sulu. Sesudah pupus keturunan laki-laki dari Iskandar Muda Mahkota Alam pernah bangsa Sayid dari keluarga Jamalullail jadi raja di Aceh. Negeri Pontianak pernah diperintah bangsa sayid al-Qadri. Siak oleh keluarga bangsa sayid Bin Syahab. Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa sayid Jamalullail. Yang Dipertuan Agung III Malaysia Sayid Putera adalah raja Perlis. Gubernur Serawak yang sekarang ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang ialah dari keluarga Alaydrus. Kedudukan mereka di negeri ini yang turun temurun menyebabkan mereka telah menjadi anak negeri di mana mereka berdiam. Kebanyakan mereka jadi ulama. Mereka datang dari Hadramaut dari keturunan Isa al-Muhajir dan al-Faqih al-Muqaddam. Mereka datang kemari dari berbagai keluarga. Yang kita banyak kenal ialah keluarga Alatas, Assaqaf, Alkaf, Bafaqih, Alaydrus, Bin Syekh Abubakar, Al-Habsyi, Al-Haddad, Bin Smith, Bin Syahab, Al-Qadri, Jamalullail, Assiry, Al-Aidid, Al-Jufri, Albar, Al-Mussawa, Gathmir, Bin Aqil, Al-Hadi, Basyaiban, Ba’abud, Al-Zahir, Bin Yahya dan lain-lain. Yang menurut keterangan almarhum sayid Muhammad bin Abdurrahman Bin Syahab<!–[if !supportFootnotes]–>[10]<!–[endif]–> telah berkembang jadi 199 keluarga besar. Semuanya adalah dari Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir. Ahmad bin Isa al-Muhajir Illallah inilah yang berpindah dari Basrah ke Hadramaut. Lanjutan silsilahnya ialah Ahmad bin Isa al-Muhajir bin Muhammad al-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Ja’far al-Shaddiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain al-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib. As-Sibthi artinya cucu, karena Husain adalah anak dari Fathimah binti Rasulullah saw.

Orang-orang Arab Hadramaut mulai datang secara massal ke Nusantara pada tahun-tahun terakhir abad 18, sedangkan kedatangan mereka di pantai Malabar jauh lebih awal. Perhentian mereka yang pertama adalah Aceh. Dari sana mereka lebih memilih pergi ke Palembang dan Pontianak. Orang Arab mulai banyak menetap di Jawa setelah tahun 1820, dan koloni-koloni mereka baru tiba di bagian Timur Nusantara pada tahun 1870. Pendudukan Singapura oleh Inggris pada tahun 1819 dan kemajuan besar dalam bidang perdagangan membuat kota itu menggantikan kedudukan Aceh sebagai perhentian pertama dan titik pusat imigrasi bangsa Arab. Sejak pembangunan pelayaran dengan kapal uap di antara Singapura dan Arab, Aceh bahkan menjadi tidak penting sama sekali.

Di pulau Jawa terdapat enam koloni besar Arab, yaitu Batavia, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang dan Surabaya. Di Madura hanya ada satu yaitu di Sumenep.. Koloni Arab di Surabaya dianggap sebagai pusat koloni di pulau Jawa bagian Timur. Koloni Arab lain yang cukup besar berada di Pasuruan, Bangil, Probolinggo, Lumajang, Besuki dan Banyuwangi. Koloni Arab di Besuki mencakup pula orang Arab yang menetap di kota Panarukan dan Bondowoso.

Koloni-koloni Arab Hadramaut khususnya Alawiyin yang berada lokasi pesisir tetap menggunakan nama-nama famili mereka, sedangkan Alawiyin yang tidak dapat pindah ke pesisir karena berbagai sebab kemudian berganti nama dengan nama Jawa, mereka itu banyak yang berasal dari keluarga Bayaiban, Ba’bud, Bin Yahya dan lainnya.

Mohon Like & Share aktiviti kami :

  1. Facebook Pondok Habib : https://facebook.com/pondokhabib/
  2. Ceramah Pilihan Terbaik : https://www.youtube.com/user/syeduum
  3. Instagram : https://instagram.com/pondokhabib
  4. Twitter : https://twitter.com/pondokhabib
  5. MAHABBAH RASULULLAH : https://facebook.com/groups/mahabbahrasul/
  6. Doa & Zikir : https://www.facebook.com/groups/205402666291176/

48 thoughts on “Mengenal Asal Usul Para Habib di Nusantara

  1. ass w wb. menarik sekali cerita tentang para habaib yang berdatangan ke nusantara, hanya saja mengapa tidak ada yang menyebutkan selain pulau tsb ,ada yang berada di sulawesi barat seperti tokoh al-habib sayyid alwi bin abdullah al-sahil jamalullail yang konon menurut cerita masyarakat mandar chususnya campalagian,pambusuang,/beliau adalah tokoh terkenal dari kalangan sayyid.alhamdulillah kebetulan adalah kakek langsung saya dari pihak ibu yang sudah lama meninggalkan sulbar.salam AHMAD BIN HASYIM BIN HAMID BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN HUSEIN AL-AZUZ,JAKARTA.
    MOHON PENJELASAN.

  2. Assalamu’alaikum…
    Saya minta tlong jika punya alamat habib-habib di Indonesia dan luar negeri…atas bantuannya, Saya mengucapkan terima kasih…
    Wassalam…

  3. Assalamualaikum…
    ana izin mengcopy beberapa artikel yg terdapat di blog antum yah…
    makasih sebelumnya.

  4. Penulisan kandungan isinya sangat menarik buat di baca ulang sebagai bahan kajian.Namun ada beberapa hal yg perlu di koreksi tentang senarai qabilah seperti gatmyr seharusnya Qatmyr Al Kaff karena klg alawiyin tidak mengenal nama fam gatmyr yang berdiri sendiri dan ini menghindari kerancuan yg terjadi,Klg Qatmyr Al Kaff ini muncul mula2 dari palembang yakni berpangkal pada Hb Alwi Qatmyr(wafat di Palembang 1265 H)b Ahmad b Abubakar b alwi b Muhammad b Ahmad b Muhammad b ahmad b muhammad al kaff b Ahmad Al Kaff.Keturunan ini selanjutnya berhijrah ke Tangerang,Jakarta,Sesayap,bulungan, tarakan kalimantan timur,medan.Selanjutnya klg ini memakai al kaff namun bila ditanya mereka baru akan menjawab bahwa mereka Qatmyr al kaff.Jumlah mereka tak banyak.
    Tentang Al Musawa ada dua klg yang menyandang ini yakni Al Musawwa Al Ahmad b Abubakar Assakran b Abdurrahman Asseggaff dan Al Musawa Al Bahusain Asseggaff.
    Afuan ini hanay sedikit tambahan dari alfaqier.

  5. Assalamualaikum..

    Afwan ana minta izin untuk meng copy-paste artikel berikut foto2 yg ada disini ya..

    syukron jazakumulloh khoiron jaza

  6. assalamualikoom..

    afwan ya jamaah… izin ane dah copas.. btw maraji/referensinya mana neh.. ane lg bahas kajian ini… afwan

  7. mudah2an allah memberikan kita rahmat dan rohimnya,dan selalu cinta kepada baginda nabi muhamad beserta keluaga dan umatnya yang selalu mengikuti jejak nabi muhamad S.A.W

  8. Bib Ana sekarang sudah berpisah lama dng orang tua angkatq
    Beliau sekaligus pembimbingq n guru ana.namanya Habib Muhammad bin Usman Bin Muhammad Alkaf terakhir mukim di Banyumas jawa tengah.
    Ana merindukan beliau,,,,,rindu sekali.

  9. ass, allhamdulilah ana jd tahu sejarah tntang para habaib, mdh2 kecintaan trhdp dzuriah Rasullulah SAW menjadi brtmbh dan thd para ulama, afwan saya izin nge save page ini ya bt d copy, mdh2 bisa saya manfa’atkan dan akan d sebrluaskan d majelis ta’lim saya, jazzakaloh khoiron katsiron, syukron, wss

  10. Alhamdulillah ,, saya mengenal salah satu dari keturunan Nabi SAW ,, Almarhum Sayyidi Syekhunal Mukarom Umar bin Ismail bin Yahya dan almarhum Sayyidi Syekhunal Mukarom Ismail bin Umar bin Yahya ..

    syukron Allah telah membuka pintu jalan kpd diri saya utk mengenal dzurriyah nya Rasulullah SAW yg insyaAllah selalu memegang fadhillah ..

  11. Alhamdulilah…saking cintanya ana sama habaib,sampe2 insting ana bisa tau…bila ada orang berwajah arab..dia habib ato bukan.,insyaALLAH felling ana ndak luput.

    1. Assalamu alaikum wr wb. Saya mencari keluarga fam Ar Rumiy tlg hubungi saya di 081808269011. Syukran. Masya Allah artikel do atas sangat bagus .Masya Allah.

  12. Assalaamu’alaikum Wr Wb. Ada klan dzuriyat Nabi Muhammad s a w, yang kadang terlupakan, karena leluhurnya banyak yang kawin dengan putri penguasa masa itu yaitu Klan Al Azmatkhan. Banyak orang bertanya mereka ini Habib bukan ya, karena para leluhurnya banyak yang menanggalkan gelar klan nya dan berganti dengan gelar bangsawan pribumi, Raden, Tubagus, Ratu, Pangeran Raja, dan gelar gelar bangsawan lokal, yang mana kalau kita selidiki keatasnya, mereka ini Habaib. Malah ada yang menjadi Dalem/Bupati di tempatnya contohnya Pangeran Geusan Ulun dari Sumedang, Dalem Rangga Nitinagara, Bupati/Dalem Pagaden Pamanukan Subang dan masih banyak yang lain. Wassalaamu’alaikum Wr Wb

  13. Asaalamualaikum.
    Alhamdulillah ane jd tambah tau tentang silsilah para habaib.. Syukron.
    Tak lupa ane jg mohon izin buat copas ini.
    Wassalam.

  14. Mudah”an Syariat Rosulullah ttp tertanam dlm hati kita smua
    Barakallahu lakum fikhoir..
    aaamiin

    JAZAKALLAH KHER ATAS INFONYA

    WASSALAM..

  15. subhanallah, trima kasih atas ilmu yg bermanfaat bagi yg membaca artikel ne, jdi smua yg ane baca dri pertama ampe trakhir membagi ilmu dri para ulama habib yg kita contoh n kita teladani.

  16. alhamdulillah akhirnya dapat juga salasilah keturunan Al-jamalullail dan semua keturunan rasulullah saw…amin..tq.

  17. Alhamdulillah, wassholaatu wassalaamu alaa rosuulillah, sayyidinaa Muhammad ibni Abdillah, Wa ‘alaa Aalihi, wa shohbihi wa man waalah..
    Semoga Allah SWT. senantiasa menjaga dan memuliakan keturunan Baginda Habiibanaa wa nabiyyanaa Muhammad SAW.
    Aamiin.

  18. Assalamu Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh…

    Afwan, ana mau bertanya dan ingin menelusuri silsilah kakek kami yang ber maqam di pulau sabutung ” Syech Datuk Ince Abdul Rahman Assegaf”.

    Jazakumullah Khairan Katsiran..

  19. ALHAMDULILAH. ALLAH YA NABI SALAM ALAIKA YA RASUL SALAM ALAIKA YA HABIB SALAM ALAIKA SHOWATULLAH ALAIKA. tak ada yg dpt ana sampaikan selain rasa ta’jim hanyut entah apa sampai meneteska air SHOLALLAH ALA SAYYIDINA WAHABIBINA WA SYAFI’INA WAMAULANA MUHAMMAD SHOLU ALAIH

    1. As mlikom saudara yg budiman.sya habib abdullah bin habib ali bin habib abdullah alkaff. ingin mcari keturunan datok sya yg bernama habib abdullah ne. Terputus. Bin nya tak tahu.ada ke sipa tahu keturanan dari habib abdullah alkaff ne sekian tk.habib musafir labuan sabah.wasalam..

  20. assalamulaikum wr wb .thn 1878 sebagian sil silah jamalullail aceh disita piha k belanda di mesjid indra puri aceh,sehingga sampai sekarang timbul fitnah oleh snock dan kaki tangannya

  21. salam,,,,,afwan saya Sidi Hidayatul Ilahi dari padang,,,,,mohon info tentang silsilah Sidi(Sayyidi) d bumi minang(padang),,,,,hub email saya “miajodayat@yahoo.com”,,,,syukran katsiran jazakumullah,,,,,salam

  22. ada bberapa Ɣğ mungkin masih bisa disebut habib… cz masih ada urutan dr nabi Muh di daerah Rembang Jawa Tengah… dan kami msh punya silsilah keluarga sampai dengan SUNAN KUDUS dan beliau merupakn keturunan Nabi Muhammad SAW.

  23. Numpang nanya, klo marga saya Asnawi dri Banten. Apakah Punya hubungan kekerabatan dgn ahlul bayt?

  24. saya sgt apreciate ttg certa ini………ayah sy keturunan ke 32 dari sayyid abdurrahman bil faqqih dr madura…………….tp ayah sy tdk mau di publikasi, bahkan beberapa sdr yg dimadura membuat buku n silsilah kturunan……………..tp ayah symemilih untuk tertutup……ayah bilang lbh baik qt berbuat baik,,,kturan sayyid ato bkan tdk menjamin org masuk surga krn amal ibadahlah yg jauh lbh pnting…………….

  25. ASSALAMUAIKUM WR WB,
    MENAMBAHKAN UTUSAN SYARIF MEKAH YANG DATANG KE ACEH MENURUT SNOCCK SYARIF HASYIM DARI MEKAH DAN SAUDARA NYA IBRAHIM ADALAH SANGAT ANEH ,SEBAB HASYIM DAN IBRAHIM AYAH DAN ANAK SUDAH DULUAN TIBA KE ACEH ZAMAN SAFIATUDDIN SYAH ,ITU PERLU PERHATIAN YANG BETUL …YANG BENAR DAN DI SEMBUNYIKAN SNOCK ADALAH UTUSAN SYARIF MEKAH YG TIBA DARI MEKAH DAN ROMBONGANNYA HABIB MUHAMMAD BIN ABUBAKAR ASY SYILI BA ALAWI ,TDK KEMBALI KE MEKAH TINGGAL DI ACEH KAWIN DENGAN ANAK WAZIR DAN MANGKAT DI ACEH .MUHAMMAD BIN ABUBAKAR ASY SYILI ADALAH PENULIS MASYIRAUL ARRAWI.ROMBONGAN LAIN KEMBALI KE MEKAH,RUTE PERJALANAN DARI MEKAH -INDIA -ACEH.KENAPA TDK TERPIKIR UTK MENGECEK DIMANA MAKAM HABIB MUHAMMMAD BIN ABU BAKAR ASYI SYILI DI ACEH,NASKAHNYA SEJARAH BA ALAWI SELALU DI PAKAI DALAM RUJUKAN,TAPI TDK PERNAH MAKAMNYA DI PUBLIKASIKAN DAN ANAK CUCU SEKARANG MASIH ADA ATAU TDK,KAMI HERAN SAJA NAMA MUHAMMAD BIN ABUBAKAR ASYI SYILI YG WFT DI ACEH KALAH DI PUSPROPAGANDA SNOCK DENGAN MEMUNCULKAN NAMA TUN MUHAMMAD ALIAS TUN SRI LANANG ,UTK MENGHILANGKAN NAMA BESAR PENULIS BIOGRAFI KELUARGA BA ALAWI,KASIHAN HABIB HABIB YANG DULUAN TIBA DI ACEH,SUDAH NASKAH NYA SEBAGIAN DI MUSNAHKAN KAUM IMPERALIS DAN LAIN LAIN NYA DI PUSPROAGANDA,DITAMBAH PARA HABIB INI SENDIRI MALAS MENULIS DAN KARENA FACTOR FACTOR LAIN,KALAU SUDAH BEGINI SALAH SIAPA????MENGAKU SAYYID SYARIF SAJA DAN DI AKUI UMUM TDK CUKUP NKARENA MASYIHUR NASAB,DAN TIDAK SEMUA SAYYID SYARIF ITU SEMUA DARI ALI,WALAUPUN DINASTY FATIMIYAH MESIR SUDAH MEMBATASI GELAR SAYYID SYARIF ,TAPI DI LUAR KERAJAAQN FATIMINYAH BANYAK SEKALI SAYYID SYARIF ADA DARI KETURUNAN SYARIF ZAINABI,SYARIF ABBASI,SYARIF JAKFARI ,SYARIH HAMZAH,BERTEMPIARAN HINGA SAMPAI KE INDONESIA,APAKAH SUDAH CUKUP BERNAMA SAYID SAJA SUDAH PASTI DARI ALI,,WALLAHUALAM,COBA KITA TANYAKAN SAJA KENA PARA BA ALAWI YANG UMUMNYA NASABNYA SAHEH TDK TERPUTUS RATA TDK BERGELAR SAYID,,,KENAPA DARI SYACH KE HABIB ATAU KE SAYYID MANA YANG BENAR ATAU KENAPA TDK PAKAI SAYID LAGI (NON SAYYID).
    KENAPA ZAMAN HABIB SYAICH ABDULLAH AL HADDAD PARA KELUARGA BERSEPAKAT MEMANGGIL HABIB KEPADA BA ALAWI,KENAPA SNOCK MEMAKAI SAYID …….KE ACEH,SAYA JUGA BINGUNG ADA OPO IKI,MAAF BILA UCAPAN SAYA ADA MENYINGGUNG INDUVIDU TERTENTU,SAYA HANYA BERUSAHA BERKATA SEJUJUR JUJURNYA,AGAR KITA TIDAK GAMPANG MENOLAK NASAB ORANG YANG SAHEH BEGITU PULA SEBALIKNYA.KARENA ADA SENTIMEN PRIBADI DAN POLITIK PENDATANG LAMA DAN BARU…DSB,MAKTAB ZAIMI LEMBAGA YANG SAH ,JIKA ADA KESILAPAN DAN KEKELIRUAN AGAR DI SAMPAIKAN,KARENA MELAYANI BERIBU RIBU JAMAAH BUKANLAH PEKERJAAN MUDAH,KITA MANUSIA BUKAN TUHAN ,WAJAR .JUGA MASALAH WALI SONGO MENURUT KAMI PASTI ADA YANG ASLI KETURUNAN DARI JALUR LAKI LAKI,AGAR KITA TIDAK SEMBERONO MENUDUH MAJLUN ,ATAU MARDUD ,ATAU LAUHA NASAB,.KECUALI TERBUKTI,ADA YANG BUTUH PENGAKUAN DAN ADA YANG TIDAK DARI RABITAH.KALAU MEMANG NASABNYA SEHEH TIDAK PERLU SUMPAH SUMPAH ATAU BUKTI DSB,DALAM HITUNGAN DETIK AKAN TERBUKTI KALU MEMANG NASABNYA TIDAK NGARANG NGARANG JANGAN MARAH YA …. SAUDARAKU CUMA BERCANDA TAPI SERIUS,SHOLAWAT

  26. Assalamualaikum Wr.Wb.
    Bib Ane mau nanye nie…
    Kalau untuk Al Bassalamah itu dari keturunan atau sir apa nie Bib….
    Tolong dibantu ya Bib…
    Wss.wr.wb….

  27. Ass…sungguh menarik tulisannya, menambah pengetahuan saya. Selain itu saya juga ingin menanyakan apakah ada hubungannya para alawiyin tsb dengan kerajaan Pelalawan (sekarang Kab.Pelalawan) di Riau, karena ada makam seorang ulama atau pembesar yang saya temui didapat dari petunjuk mimpi bernama Assyaidus Syarif Abdullah bin ja’afar bin Idrus bin Abdullah bin Syech Al Idrus yang meninggal Tahun 1168 H. Jika ada pejelasan terkait pembesar atau ulama tsb mohon di emailkan ke saya tks wassallam.

  28. Artikel sejarah yang sangat bagus dan menarik. Ijin share dan copy pastenya.

  29. Semakin sayang dengan para habaib,syarifah dan keturunannya, merasa dekat dengan Nabi Besar Muhammad SAW.

Tinggalkan Jawapan kepada Hafid Burchanudin Batal balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.