Image result for habib umar bersama ulama

Syeikh Ibnu Attaillah Al Iskandary Rahimahullah,

“Maha suci Allah yang sengaja tidak membuat tanda untuk para walinya, kecuali sekadar perkara yang menunjukan kepada Allah dan Allah tidak akan mempertemukan dengan mereka kecuali pada orang yang dikehendaki akan wushul (sampai) kepada Allah”

Sebagaimana telah diterangkan pada hikmah sebelumnya, iaitu Allah menutupi Nur cahaya kewalian, begitu juga Allah menutupi para wali-walinya dengan amal-amal lahir seperti bekerja, makan, minum, sakit dan lain-lain. Jadi sangatlah sulit untuk mengenali waliyullah itu, kerana mereka juga seperti kita keadaan lahirnya.

Syeih Abul-Abbas al-Mursy berkata : untuk mengenal Waliyyullah itu lebih sulit dari pada mengenal Allah, sebab Allah mudah dikenal dengan adanya bukti-bukti kebesaran, kekuasaan dan keindahan buatanNya. Tetapi untuk mengetahui seorang yang sama dengan kamu, makan, minum menderita segala penderitaanmu sungguh sangat sukar. Tetapi jika Allah memperkenalkan kamu dengan seorang wali maka Allah menutupi sifat-sifat manusia biasanya dan memperlihatkan kepadamu keistimewaan-keistimewaan yang diberikan Allah kepada wali itu.

Dalam hadits qudsi Allah berfirman : Para waliku dibawah naunganku, tiada yang mengenal mereka dan mendekat pada seorang wali kecuali jika Allah memberikan taufiq hidayahNya. Supaya ia juga langsung mengenal kepada Allah dan kebesaranNya yang diberikan Allah kepada seorang hamba yang dikehendakiNya.

Syeikh Abu Ali Al-Jurjay berkata : Seorang wali itu orang yang fana’ lupa pada dirinya dan tetap Baqo’ dalam musyahadah dan melihat Tuhan. Allah mengatur segala-galanya maka kerana itu terus-menerus datang kepadanya Nur Ilahi.

Maka jika Allah menghendaki memperkenalkan kamu dengan walinya itu suatu anugerah yang sangat besar yang wajib kamu syukuri kerana dengan itu berarti Allah menghendaki kamu bisa wushul kepada Allah. Ketana wali itu kekasih Allah, Allah tidak menghendaki selain kekasihnya berkumpul dengan kekasihnya.

Berkata Syeikh Ibnu Attaillah Al Iskandary Rahimahullah, “Terkadang Allah memperlihatkan kepadamu sebahagian dari keghaiban alam malakut (keadaan diatas langit), tetapi Allah menutupi dari kamu mengetahui rahasia-rahasia hambaNya.”

Adakalanya Allah mmperlihatkan kepada Walinya alam malakut sehingga ia dapat mengetahui segala sesuatu yang ghaib dalam alam malakut, tetapi kerana rahmat Allah kepadanya tidak dibukakan padanya jalan untuk mengetahui rahsia-rahsia hati sesama manusia, itu supaya tidak ikut campur dalam urusan dan kebijaksanaan Allah yang berlaku pada hambanya.

Berkata Syeikh Ibnu Attaillah Al Iskandary Rahimahullah, “Barang siapa yang dapat melihat rahsia hati manusia sedang ia tidak meniru sifat belas kasih (Rahmat) Tuhan, maka pengetahuan itu menjadi fitnah baginya dan menjadi sebab datangnya (bala’) bahaya bagi dirinya sendiri.”

Orang yang tidak dibukakan kasyaf untuk dapat melihat rahsia dalam hati sesama manusia itu termasuk kurniaan belas kasih dari Allah sebab apabila dia dibukakan kasyaf sehingga dapat mengetahui rahsia hati orang lain, tapi dia tidak meniru sifat rahmat dan ampunan Allah seperti tidak mahu menutupi aib orang lain, tidak mahu memaafkan kesalahan orang lain, tidak kasihan pada orang yang berbuat dosa/kesalahan, maka kasyaf yang demikian akan menjadi fitnah bagi yang diberi dan menjadi ujian yang berat baginya, bahkan akan menjadi sebab datangnya bencana bagi dirinya.

Rasulullah bersabda: “ Tidak akan dicabut sifat rahmat belas kasih kecuali dari hati orang yang celaka”.

Dan sabdanya lagi:

“orang yang belas kasih, dikasihi oleh Allah (ar-rhman) kerana itu kasihanilah orang yang dibumi niscaya kamu dikasihi orang yang dilangit”.

Diriwayatkan bahwa nabi Ibrahim as. Pernah merasa dalam hatinya, seolah–olah ia sangat belas kasih terhadap makhluk, maka Allah membuka kasyaf sehingga dapat melihat alam Malakut dan dapat melihat semua penduduk bumi dan segala perbuatannya, dan ketika nabi Ibrahim melihat orang yang berbuat dosa/derhaka, ia berdo’a: Ya Allah, binasakanlah mereka. Dan seketika orang itu mati, dan itu berulangkali dilakukan nabi Ibrahim. Lalu Allah memberi wahyu pada nabi Ibrahim : hai Ibrahim, engkau itu seorang yang mustajab doa maka jangan engkau gunakan untuk membinasakan hambaKu kerana hambaKu itu salah satu dari tiga golongan,

1. Adakalanya dia mahu bertaubat dan Aku ampuni dosa-dosanya.

2. Adakalanya dia akan menurunkan keturunan yang taat dan bertasbih padaKu.

3. Adakalanya ia kembali menghadap padaKu, maka terserah bagi Aku untuk mengampunkan dosanya atau menyiksanya.

Ada keterangan ulama’ lain meriwayatkan: apa yang di alami Nabi ibrahim itu yang menyebabkan Allah memerintahkan menyembelih puteranya (Nabi Isma’il) dan ketika Nabi Ibrahim memegang pisau untuk menyembelih puteranya ia berkata: Ya Allah, ini putraku, buah hatiku orang yang sangat aku cinta. Tiba-tiba ada jawaban: ingatlah ketika engkau meminta padaku untuk membinasakan hambaku, apakah engkau tidak tahu bahwa Aku amat kasih pada hambaKu, sebagaimana kasihmu terhadap anakmu, maka jika engkau meminta padaKu untuk membunuh hambaKu, maka Aku minta padamu untuk membunuh anak kandungmu. Ingatlah yang memulai itu yang lebih kejam.

Sumber : Kitab Syarah Al Hikam

Mohon Like & Share aktiviti kami :
Facebook Pondok Habib : https://facebook.com/pondokhabib/
Instagram : https://instagram.com/pondokhabib
Twitter : https://twitter.com/pondokhabib
Koleksi Kuliah Agama : https://facebook.com/VIDEOKULIAH
MAHABBAH RASULULLAH : https://facebook.com/groups/mahabbahrasul/
Doa & Zikir : https://www.facebook.com/groups/205402666291176/