Marga-Marga Arab di Indonesia

(diambil dan diringkas dari berbagai sumber)

Dalam dunia islam, baik dari sunni mapun syiah, di arab maupun di luar arab, bertarikat ataupun tidak, dikenal dengan adanya golongan-golongan yang mengaku sebagai ahlul bayt, atau sebagai keturunan nabi. Dengan berbagai silsilah yang dinyatakan sebagai yang paling valid atau benar, mereka banyak yang diagung-agungkan oleh ummat. Dalam sejarah Hejaz, keturunan nabi ini hingga abad ke-20 memegang peranan penting dalam pemerintahan arab bahkan setelah keruntuhan Turki. Semenjak masa-masa sebelumnya mereka ini mendapat tempat khusus dimata penduduk Hejaz. Mereka dibaiat menjadi penguasa dan imam serta pelindung tanah suci,

Dalam tatanan Hejaz, mereka diberikan sebutan Syarif untuk laki-laki dan Syarifah untuk perempuan. Sedangkan diluar Hejaz, dari beberapa golongan ada yang memberikan title Sayyid dan Sayyidah, atau juga dengan sebutan Habaib, dan lain sebagainya untuk memberikan satu tanda bahwa mereka yang diberikan titlr ini dianggap masih memiliki kaitan darah dengan nabi Muhammad saw.

Rabithah Alawiyah :: dalam artikel onlinenya, menyatakan bahwa menurut Sayyid Muhammad Ahmad al-Syatri dalam bukunya Sirah al-Salaf Min Bani Alawi al-Husainiyyin, para salaf kaum ‘Alawi di Hadramaut dibagi menjadi empat tahap yang masing-masing tahap mempunyai gelar tersendiri. Gelar yang diberikan oleh masyarakat Hadramaut kepada tokoh-tokoh besar Alawiyin ialah :

IMAM (dari abad III H sampai abad VII H). Tahap ini ditandai perjuangan keras Ahmad al-Muhajir dan keluarganya untuk menghadapi kaum khariji. Menjelang akhir abad 12 keturunan Ahmad al-Muhajir tinggal beberapa orang saja. Pada tahap ini tokoh-tokohnya adalah Imam Ahmad al-Muhajir, Imam Ubaidillah, Imam Alwi bin Ubaidillah, Bashri, Jadid, Imam Salim bin Bashri.

SYAIKH (dari abad VII H sampai abad XI H). Tahapan ini dimulai dengan munculnya Muhammad al-Faqih al-Muqaddam yang ditandai dengan berkembangnya tasawuf, bidang perekonomian dan mulai berkembangnya jumlah keturunan al-Muhajir. Pada masa ini terdapat beberapa tokoh besar seperti Muhammad al-Faqih al-Muqaddam sendiri. Ia lahir, dibesarkan dan wafat di Tarim.

HABIB (dari pertengahan abad XI sampai abad XIV). Tahap ini ditandai dengan mulai membanjirnya hijrah kaum ‘Alawi keluar Hadramaut. Dan di antara mereka ada yang mendirikan kerajaan atau kesultanan yang peninggalannya masih dapat disaksikan hingga kini, di antaranya kerajaan Alaydrus di Surrat (India), kesultanan al-Qadri di kepulauan Komoro dan Pontianak, al-Syahab di Siak dan Bafaqih di Filipina. Tokoh utama ‘Alawi masa ini adalah Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad yang mempunyai daya pikir, daya ingat dan kemampuan menghafalnya yang luar biasa, juga terdapat Habib Abdurahman bin Abdullah Bilfaqih, Habib Muhsin bin Alwi al-Saqqaf, Habib Husain bin syaikh Abu Bakar bin Salim, Habib Hasan bin Soleh al-Bahar, Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi.

SAYYID (mulai dari awal abad XIV ). Tahap ini ditandai kemunduran kecermelangan kaum ‘Alawi. Di antara para tokoh tahap ini ialah Imam Ali bin Muhammad al-Habsyi, Imam Ahmad bin Hasan al-Attas, Allamah Abu Bakar bin Abdurahman Syahab, Habib Muhammad bin Thahir al-Haddad, Habib Husain bin Hamid al-Muhdhar. Sejarawan Hadramaut Muhammad Bamuthrif mengatakan bahwa Alawiyin atau qabilah Ba’alawi dianggap qabilah yang terbesar jumlahnya di Hadramaut dan yang paling banyak hijrah ke Asia dan Afrika. Qabilah Alawiyin di Hadramaut dianggap orang Yaman karena mereka tidak berkumpul kecuali di Yaman dan sebelumnya tidak terkenal di luar Yaman.

Jauh sebelum itu, yaitu pada abad-abad pertama hijriah julukan Alawi digunakan oleh setiap orang yang bernasab kepada Imam Ali bin Abi Thalib, baik nasab atau keturunan dalam arti yang sesungguhnya maupun dalam arti persahabatan akrab. Kemudian sebutan itu (Alawi) hanya khusus berlaku bagi anak cucu keturunan Imam al-Hasan dan Imam al-Husein. Dalam perjalanan waktu berabad-abad akhirnya sebutan Alawi hanya berlaku bagi anak cucu keturunan Imam Alwi bin Ubaidillah. Alwi adalah anak pertama dari cucu-cucu Imam Ahmad bin Isa yang lahir di Hadramaut. Keturunan Ahmad bin Isa yang menetap di Hadramaut ini dinamakan Alawiyin diambil dari nama cucu beliau Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa yang dimakamkan di kota Sumul.

Kaum Arab, terutama yang beragama islam telah sejak berabad lamanya melakukan perniagaan dengan berbagai negara didunia, yang selanjutnya menciptakan jalur-jalur perdagangan dan komunitas-komunitas Arab baru diberbagai negara. Dalam berbagai sejarah dinyatakan bahwa kaum Arab yang datang ke Indonesia merupakan koloni Arab dari daerah sekitar Yaman dan Persia. Namun, yang dinyatakan berperan paling penting dan ini diperlihatkan dengan jenis madhab yang ada di Indonesia, dimungkinkan adalah dari Hadramaut. Dan orang-orang Hadramaut ini diperkirakan telah sampai ke Indonesia semenjak abad pertengahan (abad ke-13) sesudah adanya huru-hara di Baghdad.

Secara umum, tujuan awal kedatangan mereka adalah untuk berdagang sekaligus berdakwah, dan kemudian berangsur-angsur mulai menetap dan berkeluarga dengan masyarakat setempat. Dari mereka inilah kemudian muncul banyak tokoh dakwah yang termaktub dalam team Walisongo dan banyak tokoh dakwah islam hingga masa sekarang. Walaupun masih ada pendapat lain seperti menyebut dari Samarkand (Asia Tengah), Champa atau tempat lainnya, tampaknya itu semua adalah jalur penyebaran para Mubaligh dari Hadramaut yang sebagian besarnya adalah kaum Sayyid (Syarif). Beberapa buktinya (no 1 dan 2) adalah sebagian dari yang telah dikumpulkan oleh penulis Muhammad Al Baqir dalam Thariqah Menuju Kebahagiaan:

L.W.C Van Den Berg dalam bukunya Le Hadramawt et Les Colonies Arabes dans l’Archipel Indien (1886) mengatakan:”Adapun hasil nyata dalam penyiaran agama Islam (ke Indonesia) adalah dari orang-orang Sayyid Syarif. Dengan perantaraan mereka agama Islam tersiar diantara raja-raja Hindu di Jawa dan lainnya. Selain dari mereka ini, walaupun ada juga suku-suku lain Hadramaut (yang bukan golongan Sayyid Syarif), tetapi mereka ini tidak meninggalkan pengaruh sebesar itu. Hal ini disebabkan mereka (yakni kaum Sayyid Syarif Hadramaut) adalah keturunan dari tokoh pembawa Islam (Nabi Muhammad SAW).”
Dalam buku yang sama hal 192-204, Van Den Berg menulis:”Pada abad XV, di Jawa sudah terdapat penduduk bangsa Arab atau keturunannya, yaitu sesudah masa kerajaan Majapahit yang kuat itu. Orang-orang Arab bercampul-gaul dengan penduduk, dan sebagian mereka mempuyai jabatan-jabatan tinggi. Mereka terikat dengan pergaulan dan kekeluargaan tingkat atasan. Rupanya pembesar-pembesar Hindu di kepulauan Hindia telah terpengaruh oleh sifat-sifat keahlian Arab, oleh karena sebagian besar mereka berketurunan pendiri Islam (Nabi Muhammad SAW). Orang-orang Arab Hadramaut membawa kepada orang-orang Hindu pikiran baru yang diteruskan oleh peranakan-peranakan Arab mengikuti jejak nenek moyangnya.” Perhatikanlah tulisan Van Den Berg ini yang spesifik menyebut abad XV, yang merupakan abad spesifik kedatangan dan / atau kelahiran sebagian besar Wali Songo di pulau Jawa. Abad XV ini jauh lebih awal dari abad XVIII yang merupakan kedatangan kaum Hadramaut gelombang berikutnya yaitu mereka yang sekarang kita kenal bermarga Assegaf, Al Habsyi, Al Hadad, Alaydrus, Alatas, Al Jufri, Syihab, Syahab dan banyak marga hadramaut lainnya.
Hingga saat ini Umat Islam di Hadramaut bermadzhab Syafi’ie sama seperti mayoritas di Ceylon, pesisir India Barat (Gujarat dan Malabar), Malaysia dan Indonesia. Sedangkan Uzbekistan dan seluruh Asia Tengah, kemudian Pakistan dan India pedalaman (non-pesisir) mayoritasnya bermadzhab Hanafi.
Bahasa para pedagang Muslim yang datang ke Asia Tenggara (utamanya Malaka dan Nusantara) dinamakan bahasa Malaya (Melayu) karena para pedagang dan Mubaligh yang datang di abad 14-15 sebagian besar datang dari pesisir India Barat yaitu Gujarat dan Malabar, yang mana orang-orang Malabar (sekarang termasuk neg. bagian Kerala) mempunyai bahasa Malayalam, walaupun asal-usul mereka adalah keturunan dari Hadramaut mengingat kesamaan madzhab Syafi’ie yang sangat spesifik dengan pengamalan tasawuf dan penghormatan kepada Ahlul Bait. Satu kitab fiqh mazhab Syafi’ie yang sangat popular di Indonesia Fathul Muin pengarangnya bahkan Zainuddin Al Malabary (berasal dari tanah Malabar), satu kitab fiqh yang sangat unik karena juga memasukkan pendapat kaum Sufi, bukan hanya pendapat kaum Fuqaha.
Satu bukti yang sangat akurat adalah kesamaan Madzhab Syafi’ie dengan corak tasawuf dan pengutamaan Ahlul Bait yang sangat kental seperti kewajiban mengadakan Mawlid, membaca Diba & Barzanji, membaca beragam Sholawat Nabi, membaca doa Nur Nubuwwah (yang juga berisi doa keutamaan tentang cucu Rasul, Hasan dan Husayn) dan banyak amalan lainnya hanya terdapat di Hadramaut, Mesir, Gujarat, Malabar, Ceylon, Sulu & Mindanao, Malaysia dan Indonesia. Pengecualian mungkin hanya terhadap kaum Kurdistan di segitiga perbatasan Iraq, Turki dan Iran, yang mana mereka juga bermadzhab Syafi’ie dengan corak Tasawuf yang sangat kuat dan mengutamakan ahlul bait (Kitab Mawlid Barzanji dan Manaqib Syekh Abdul Qadir Jilani adalah karya Ulama mereka Syekh Ja’far Barzanji) tapi tinggal di daerah pedalaman dan pegunungan, bukan pesisir seperti lainnya. Analisis sejarah diatas menandakan agama Islam dari madzhab dan corak ini sebagian besarnya disebarkan melalui jalur pelayaran dan perdagangan dan berasal dari satu sumber yaitu Hadramawt, karena Hadramaut adalah sumber pertama dalam sejarah Islam yang menggabungkan fiqh Syafi’ie dengan pengamalan tasawuf dan pengutamaan ahlul bait.
Di abad 15 Raja-raja Jawa (yang berkerabat dengan Walisongo) seperti Raden Patah dan Pati Unus sama-sama menggunakan gelar Alam Akbar, yang mana di abad 14 di Gujarat sudah dikenal keluarga besar Jamaluddin Akbar cucu keluarga besar Datuk Azhimat Khan (Abdullah Khan) putra Abdul Malik putra Alwi putra Muhammad Shahib Mirbath Ulama besar Hadramawt Abad 13M. Keluarga besar ini sudah sangat terkenal sebagai Mubaligh Musafir yang berdakwah jauh hingga pelosok Asia Tenggara dan mempunyai putra-putra dan cucu-cucu yang banyak menggunakan nama Akbar, seperti Zainal Akbar, Ibrahim Akbar, Ali Akbar, Nuralam Akbar dan banyak lainnya.
Keturunan Arab Hadramaut di Indonesia, seperti negara asalnya Yaman, terdiri 2 kelompok besar yaitu kelompok Alawi (Sayyidi) keturunan Rasul SAW (terutama melalui jalur Husayn bin Ali) dan Qabili yaitu kelompok diluar kaum Sayyid.

Nama-nama marga/keluarga keturunan Arab Hadramaut dan Arab lainnya yang terdapat di Indonesia, yang paling banyak diantaranya adalah:

Abud (Qabil) – AbdulAzis (Qabil) – Addibani (Qabil) – Afiff – Alatas (Sayyid) – Alaydrus (Sayyid) – Albar (Sayyid) – Algadrie (Sayyid) – Alhabsyi (Sayyid) – AlHamid – AlHadar – AlHadad (Sayyid) – AlJufri (Sayyid) – Alkatiri (Qabil) – Assegaff (Sayyid) – Attamimi -AlMuhazir
Ba’asyir (Qabil) – Baaqil (Sayyid) – Bachrak (Qabil) – Badjubier (Qabil) – Bafadhal – Bahasuan (Qabil) – Baraja (Syekh) – Basyaib (Qabil) – Basyeiban (Sayyid) – Baswedan (Qabil) – Baridwan – Bawazier (Sayyid) – BinSechbubakar (Sayyid)
Haneman (Sayyid)
Jamalullail (Sayyid)
Kawileh (Qabil)
Maula Dawileh (Sayyid) – Maula Heleh/Maula Helah (Sayyid)
Nahdi (Qabil)
Shahab (Sayyid) – Shihab (Sayyid) – Sungkar (Qabil)
Thalib
Bahafdullah (Qabil)
Nama-nama marga/keluarga keturunan Arab Hadramaut dan Arab lainnya yang terdapat di Indonesia:

1 Al Baar
21 Al Aidid

41 Bin Hud

2 Al Jufri
22 Al Fad’aq

42 Ba’dokh

3 Al Jamalullail
23 Al Ba Faraj

43 Alhasni

4 Al Junaid
24 Ba Faqih

44 Barakwan

5 Al Bin Jindan
25 Al Bal Faqih

45 Al Mahdali

6 Al Jailani
26 Al Qadri

46 Al Hinduan

7 Al Hamid
27 Al- Kaff

47 Al Baiti

8 Al Hadad
28 Al- Muhdhar

48 Bin Syuaib

9 Al Kherid
29 Al Musawa

49 Basyaiban

10 Al Maula Khailah
30 Al Mutahhar

50 Al Ahdal

11 AlMaulaDawilah
31 Al Munawwar

51 Bin Taba’i-Taba’i

12 Al Ba Raqbah
32 Al Hadi

52 Al-Sery

13 Al Assegaf
33 Al Ba Harun

14 Al Bin Semit
34 Al Hasyim

15 Al Bin Sahal
35 Al Haddar

16 Al Syihabuddin
36 Al Bin Yahya

17 Al As- Safi
37 Bin Syekh Abubakar

18 Al Ba Abud
38 Bin Thahir

19 Al Ba Aqil
39 Bin Shihab

20 Al Idrus
40 Bin Hafidz

1 Abbad
41 Assa’di
81 Bakarman
121 Ba Sya’ib
161 Bin Hilabi
201 Bin Syirman

2 Abudan
42 Asy Syarfi
82 Baktir
122 Basyarahil
162 Bin Humam
202 Bin Tahar

3 Aglag
43 Attamimi
83 Baladraf
123 Batarfi
163 Bin Huwel
203 Bin Ta’lab

4 Al Abd Baqi
44 Attuwi
84 Bal Afif
124 Ba Tebah
164 Bin Ibadi
204 Bin Tebe

5 Al Ali Al Hajj
45 Azzagladi
85 Balahjam
125 Bathog
165 Bin Isa
205 Bin Tsabit

6 Al Amri
46 Ba Abdullah
86 Balasga
126 Ba’Tuk
166 Bin Jaidi
206 Bin Ulus

7 Al Amudi
47 Ba’asyir
87 Balaswad
127 Ba Syaiban
167 Bin Jobah
207 Bin Usman

8 Al As
48 Ba Attiiyah
88 Balfas
128 Baweel
168 Bin Juber
208 Bin Wizer

9 Al Bagdadi
49 Ba Awath
89 Baljun
129 Bayahya
169 Bin Kartam
209 Bin Zaidi

10 Al Bakri
50 Ba Atwa
90 Balweel
130 Bayasut
170 Bin Kartim
210 Bin Zaidan

11 Al Barak
51 Babadan
91 Bamakundu
131 Bazandokh
171 Bin Keleb
211 Bin Zimah

12 Al Barhim
52 Babten
92 Bamasri
132 Bazargan
172 Bin Khalifa
212 Bin Zoo

13 Al Batati
53 Badegel
93 Bamatraf
133 Ba Zouw
173 Bin Khamis
213 Bajrei

14 Al Bawahab
54 Ba Dekuk
94 Bamatrus
134 Bazeid
174 Bin Kuwer
214 Bukra

15 Al Bargi
55 Ba’ Dib
95 Bamazro
135 Bin Abdat
175 Bin Mahri
215 Gahedan

16 Al Bukkar
56 Bafadal
96 Bamu’min
136 Bin Abd Aziz
176 Bin Makki
216 Haidrah

17 Al Falugah
57 Bafana
97 Bana’mah
137 BinAbdsamad
177 Bin Maretan
217 Hamde

18 Al Gadri
58 Bagarib
98 Banafe
138 Bin Abri
178 Bin Marta
218 Harhara

19 Al Hadi
59 Bagaramah
99 Banser
139 Bin Addar
179 Bin Mattasy
219 Hubeisy

20 Al Halagi
60 Bagges
100 Baraba
140 Bin Afif
180 Bin Makhfudz
220 Jawas

21 Al Hilabi
61 Bagoats
101 Baraja
141 Bin Ajaz
181 Bin Mazham
221 Jibran

22 Al Jabri
62 Badjuber
102 Barasy
142 Bin Amri
182 Bin Muhammad
222 Karamah

23 Al Kalali
63 Bahalwan
103 Barawas
143 Bin Amrun
183 Bin Munif
223 Kurbi

24 Al Kalilah
64 Baharmus
104 Bareyek
144 Bin Anus
184 Bin Mutahar
224 Magadh

25 Al Katiri
65 Bahanan
105 Baridwan
145 Bin Bisir
185 Bin Mutliq
225 Makarim

26 Al Khamis
66 Bahrok
106 Baruk
146 Bin Bugri
186 Bin Nahdi
226 Marfadi

27 Al Khatib
67 Bajruk
107 Basalamah
147 Bin Dawil
187 Bin Nahed
227 Mashabi

28 Al Matrif
68 Baksir
108 Basalmah
148 Bin Diab
188 Bin Nub
228 Mugezeh

29 AlMathori
69 Baktal
109 Basalim
149 Bin Faris
189 Bin On
229 Munabari

30 AlMukarom
70 Banaemun
110 Ba Sendit
150 Bin Gannas
190 Bin Qarmus
230 Nabhan

31 Al Qaiti
71 Baharthah
111 Basgefan
151 Bin Gasir
191 Bin Said
231 Sallum

32 Al Qannas
72 Bahfen
112 Bashay
152 Bin Ghanim
192 Bin Sadi
232 Shahabi

33 Al Rubaki
73 Bahmid
113 Ba’sin
153 Bin Ghozi
193 Bin Sanad
233 Shobun

34 Al Waini
74 Bahroh
114 Ba Siul
154 Bin Gozan
194 Bin Seger
234 Syawik

35 Al Yamani
75 Bahsen
115 Basmeleh
155 Bin Guddeh
195 Bin Seif
235 Ugbah

36 Ambadar
76 Bahweres
116 Basofi
156 Bin Guriyyib
196 Bin Sungkar
236 Ummayyer

37 Arfan
77 Baisa
117 Basumbul
157 Bin Hadzir
197 Bin Syahbal
237 Za’bal

38 Argubi
78 Bajabir
118 Baswedan
158 Bin Halabi
198 Bin Syaiban
238 Zarhum

39 Assaili
79 Bajened
119 Baswel
159 Bin Hamid
199 Bin Syamil
239 Zubaidi

40 Askar
80 Bajerei
120 Baswer
160 Bin Hana
200 Bin Syamlan
240

Bin Ma’tuf Bin Suit Bin Duwais amhar syamlan faluga Bin muhammad gasir bin dahdah syeban

Inilah kiranya ringkasan sejarah penyebaran kaum arab di dunia, terutama di Indonesia. Termasuk juga klasifikasi bebeapa gelar dari keturunan nabi yang dipakai oleh beberapa golongan, serta data beberapa ratus marga arab yang ada di Indonesia.

Apabila ada kesalahan dan kekurangan, dimohon adanya koreksi dan informasi masukan tambahan dari para pembaca, sehingga wacana ini semakin valid dan komplit. Silahkan dianalisis secara objektif dan mendalam, semoga berguna. Amin. Terimakasih.

Mohon Like & Share aktiviti kami :

  1. Facebook Pondok Habib : https://facebook.com/pondokhabib/
  2. Intagram : https://www.instagram.com/pondokhabib/
  3. Twitter : https://twitter.com/pondokhabib
  4. Koleksi Kuliah Agama : https://facebook.com/VIDEOKULIAH
  5. MAHABBAH RASULULLAH : https://facebook.com/groups/mahabbahrasul/
  6. Doa & Zikir : https://www.facebook.com/groups/205402666291176/