Dulu ketika di masa Rasulullah saw ada seorang bernama Dzul Khuwaishirah. Terdapat banyak riwayat sahih yang di kabarkan oleh sayyidina Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Diantaranya :

Abu Sa’id berkata : (Sayyidina) Ali karamallahu wajhah pernah mengirim dari Yaman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sepotong emas dalam kantung kulit yang telah disamak dan emas itu belum dibersihkan dari kotorannya.

Maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membagikannya kepada empat orang : Zaid Al Kahil, Al Aqra’ bin Habis, ‘Uyainah bin Hishn, dan Alqamah Watshah atau ‘Amir bin Ath Thufail. Maka sebagian para shahabatnya, kaum Anshar, serta selain mereka merasa kurang senang.

Maka Rasulullah saw bersabda : “Apakah kalian tidak percaya kepadaku padahal wahyu turun kepadaku dari langit di waktu pagi dan sore?!”

Kemudian datanglah seorang laki-laki yang cekung kedua matanya, menonjol bagian atas kedua pipinya, menonjol dahinya, lebat jenggotnya, tergulung sarungnya, dan botak kepalanya. Orang itu berkata : “Takutlah kepada Allah, wahai Rasulullah!”
Maka Rasulullah saw mengangkat kepalanya dan melihat orang itu kemudian berkata : “Celaka engkau, bukankah aku manusia yang paling takut kepada Allah?” Kemudian orang itu pergi. Maka Khalid berkata : “Wahai Rasulullah, bolehkah aku penggal lehernya?” Rasulullah saw bersabda : “Mungkin dia masih shalat.”
Berkata sayyidina Khalid ra : “Berapa banyak orang yang shalat dan berucap dengan lisannya (syahadat) ternyata bertentangan dengan isi hatinya?”
Rasulullah saw bersabda : “Aku tidak disuruh untuk meneliti isi hati manusia dan membelah dada mereka.” Kemudian Nabi melihat kepada orang itu dalam keadaan berdiri karena takut sambil berkata : “Sesungguhnya akan keluar dari orang ini satu kaum yang membaca Al Qur’an yang tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka lepas dari agama seperti lepasnya anak panah dari buruannya.”
(HR. Bukhari nomor 4351 dan Muslim nomor 1064) ]

Para pengikut orang ini termasuk orang-orang yang memerangi sayyidina Ali bin Abi Thalib. Itu terjadi ketika peperangan antara Ali dengan Muawiyah telah berlarut-larut. Pasukan Muawiyah mengangkat mushaf-mushaf dan memanggil pasukan Ali untuk bertahkim (mengadakan perundingan).

Maka mereka berkata : “Kalian memilih satu orang dan kami juga memilih satu orang. Kemudian kita minta keduanya untuk memutuskan perkara berdasarkan Kitabullah.” Maka manusia (yang terlibat dalam peperangan itu) berkata : “Kami setuju.” Maka pasukan Muawiyah mengirim ‘Amr bin Al ‘Ash. Dan pasukan Ali berkata kepadanya : “Kirimlah Abu Musa Al Asy’ari.”

Berkata sayyidina Ali karamallahu wajhah : “Aku tidak setuju kalau Abu Musa, ini Ibnu Abbas, dia saja.” Mereka berkata : “Kami tidak mau dengan orang yang masih ada hubungan kekeluargaan denganmu.” Maka akhirnya dia mengirim Abu Musa dan keputusan diundur sampai Ramadhan. Maka Urwah bin Udzainah berkata : “Kalian telah berhukum kepada manusia pada perintah Allah. Tidak ada hukum kecuali milik Allah.” (Slogan ini yang selalu didengungkan oleh Khawarij sampai sekarang. Ucapan ini benar, tetapi makna yang dimaukan/diinginkan tidak benar)

Sayyidina Ali karamallahu wajhah kemudian pulang dari Shiffin dan masuk ke Kufah, tapi orang-orang Khawarij tidak mau masuk bersamanya. Mereka pergi ke suatu tempat yang bernama Harura’ sebanyak dua belas ribu orang kemudian berdomisili di situ. Mereka meneriakkan slogan : “Tidak ada hukum kecuali hukum Allah!!”

Itulah awal tumbuhnya mereka. Dan mereka memproklamirkan bahwa komandan perang adalah Syabats bin Rib’i At Tamimi dan imam shalat adalah Abdullah bin Al Kawwa’ Al Yasykuri. Khawarij adalah orang yang sangat kuat beribadah, tapi mereka meyakini bahwa mereka lebih berilmu dari sayyidina Ali bin Abi Thalib. Dan ini adalah penyakit yang berbahaya.

Kini di akhir zaman konsep dosa besar muncul dari Khawarij, Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib dan Mu’awiyah ibn Abi Sofyan dianggapnya sebagai pelaku dosa besar dan darahnya halal. Setelah Khawarij ini kemudian merejalela di tengah-tengah umat, khawarij berbaju salafi wahabi yang memiliki ciri-ciri dan sifat yang sama dengan khawarij di jaman khalifah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam riwayat lain dari Abu Said Al-Khudzri, sesungguhnya (sayyidina) Abu Bakar As-Siddiq datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya aku dilembah itu dan itu, maka seketika ada seorang lelaki sedang dalam keadaan khusyu’ shalat.’

Maka bersabdalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadanya, “Pergilah dan bunuhlah dia.”
Berkata (sayyidina Abu Sa’id Al-Khudzri), maka pergilah (sayyidina) Abu Bakar Asshiddiq re dan ketika dia melihatnya dalam keadaan itu (sedang shalat)

maka Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq re enggan membunuhnya dan kembali kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka bersabdalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sayyidina Umar bin Khathab ra, “Pergilah dan bunuhlah dia.”
Maka pergilah sayyidina Umar bin Khathab, ketika dia melihatnya dalam keadaan seperti itu (sedang shalat) sebagaimana yang dilihatnya oleh sayyidina Abu Bakar asshiddiq re maka dia kembali dan berkata, ‘Ya Rasulullah, aku melihatnya dia sedang khusyu’ shalat, maka aku enggan membunuhnya.’

Nabi bersabda, “Wahai Ali, pergi dan bunuhlah dia.”

Maka pergilah Sayyidina Ali karamallahu wajah dan tidak melihatnya kemudian Ali pulang dan berkata, ‘Wahai Rasulullah aku tidak melihatnya.’

Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri) maka Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ini (orang) dan teman-temannya mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya kemudian mereka tidak akan kembali didalamnya sehingga anak busur bisa kembali ketempatnya, maka BUNUHLAH (PERANGILAH) MEREKA, mereka adalah SEJELEK-JELEK CIPTAAN (manusia).”
(HR. Ahmad dan rijalnya kuat) [Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 241]

Di dalam riwayat Lain dari sayyidina Anas bin Malik radiallahu anhu berkata :

Ada seorang lelaki pada zaman Rasulullah berperang bersama Rasulullah dan apabila kembali (dari peperangan) segera turun dari kenderaannya dan berjalan menuju masjid nabi melakukan shalat dalam waktu yang lama sehingga kami semua terpesona dengan shalatnya sebab kami merasa shalatnya tersebut melebihi shalat kami, dan dalam riwayat lain disebutkan kami para sahabat merasa ta’ajub dengan ibadahnya dan kesungguhannya dalam ibadah, maka kami ceritakan dan sebutkan namanya kepada Rasulullah, tetapi rasulullah tidak mengetahuinya, dan kami sifatkan dengan sifat-sifatnya, Rasulullah juga tidak mengetahuinya, dan tatkala kami sedang menceritakannya lelaki itu muncul dan kami berkata kepada Rasulullah:
Inilah orangnya ya Rasulullah.

Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya kamu menceritakan kepadaku seseorang yang diwajahnya ada tanduk syetan.

Maka datanglah orang tadi berdiri di hadapan sahabat tanpa memberi salam.

Kemudian Rasulullah saw bertanya kepada orang tersebut : ” Aku bertanya kepadamu, apakah engkau merasa bahwa tidak ada orang yang lebih baik daripadamu sewaktu engkau berada dalam suatu majlis.? ”

Orang itu menjawab: Benar”.

Kemudian dia segera masuk ke dalam masjid dan melakukan shalat dan dalam riwayat kemudian dia menuju tepi masjid melakukan shalat,

maka berkata Rasulullah: ”Siapakah yang akan dapat membunuh orang tersebut ? ”.

Maka berdirilah sayyidina Abu Bakar asshiddiq re segera menuju kepada orang tersebut, dan tak lama kembali.

Rasul saw bertanya : “bagaimana ya aba bak, Sudahkah engkau bunuh orang tersebut?

(sayyidina )Abu Bakar asshiddiq ra menjawab : ”Saya tidak dapat membunuhnya sebab dia sedang bersujud ”, Ya Rasulullah..

Rasul saw bertanya lagi : ”Siapakah yang akan membunuhnya lagi? ”.

Berdirilah sayyidina Umar bin Khattab ra bergegas menuju orang tersebut dan tak lama kembali lagi.
Rasul berkata: Bagaimana ya Umar, ”Sudahkah engkau membunuhnya ?

Maka sayyidina Umar pun menjawab: ”Bagaimana mungkin saya membunuhnya sedangkan dia sedang sujud” Ya Rasulullah…

Rasul berkata lagi ; Siapa yang dapat membunuhnya ?”.
(sayyidina) Ali karamallhu wajah ra bergegas berdiri menuju ke tempat orang tersebut, tetapi orang terebut sudah tidak ada ditempat shalatnya, dan dia kembali ke tempat nabi.

Rasul bertanya: Bagaimana Ya Ali, Sudahkah engkau membunuhnya ?

(Sayyidina ) Ali Karamallahu wajah ra menjawab: ”Saya tidak menjumpainya di tempat shalat dan tidak tahu dimana dia berada, Ya Rasulullah..

” Rasulullah saw melanjutkan: ”Sesungungguhnya ini adalah tanduk (setan) pertama yang keluar dari umatku, seandainya engkau membunuhnya, maka tidaklah umatku akan berpecah.
Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi 71 firqoh/kelompok, dan umat ini akan terpecah menjadi 72 kelompok, seluruhnya di dalam neraka kecuali satu kelompok ”.

Sahabat bertanya : ” Wahai Rasulullah, kelompok manakah yang satu itu? Rasulullah menjawab : ”Al Jama’ah”.

(Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 242).

Rasulullah saw bersabda:

“Wahai Allah berkahilah wilayah Yaman kami dan wilayah Syam kami”

lalu mereka berkata : dan juga untuk wilayah Najd kita wahai Rasulullah..!

Rasul saw berdoa lagi : “Wahai Allah berkahilah wilayah Yaman kami dan wilayah Syam kami”

lalu mereka berkata lagi : dan juga untuk wilayah Najd kita wahai Rasulullah..!,

Rasul saw menjawab : “Disitulah goncangan, fitnah, dan disanalah terbitnya tanduk syaitan”
(Shahih Bukhari hadits no.990)

Diakhir zaman ini ciri –ciri keturunan Dzul Khuwaishirah sudah semakin terlihat jelas diantaranya :
1. Suka Mencela dan Menganggap Sesat, Bid`ah,Kafir, Musyrik
2. Berperasangka Buruk (Su`udzon)
3. Keras terhadap Muslim
4. Sedikit Ilmu pengetahuannya tentang Fiqh
5. Muda umurnya dan Berakal Lemah

Renungan buat umat islam :
Allah Subhanallahu Wata`ala berfirman di dalam surat Al Hujurat ayat 2

Artinya :

“Janganlah kau angkat suaramu melebihi suara Nabi SAW,dan janganlah kau memangil Nabi SAW dg suara yg keras bila kau lakukan akan Allah hapus seluruh amal badah mu sedangkan kamu tidak menyadarinya”

Wallahu a’lam

“Allahumma shalli alaa ruuhi sayyidina muhammadin fil arwah, wa ‘ala Jasadihi filjasad, wa alaa Qabrihi filqubuur”
Artinya:

(wahai Allah limpahkan shalawat pada Ruh Sayyidina Muhammad di alam arwah, dan limpahkan pula pada Jasadnya di alam Jasad, dan pada kuburnya di alam kubur).